A.
Teori
Atom Bohr
Model atom Bohr dikemukakan
oleh Niels Bohr yang berusaha menjelaskan kestabilan atom dan spektrum garis
atom hidrogen yang tidak dapat dijelaskan oleh model atom Rutherford. Model
atom Bohr memuat tiga postulat sebagai berikut.
- Di dalam atom hidrogen, elektron hanya dapat mengelilingi lintasan tertentu tertentu yang diijinkan tanpa membebaskan (melepaskan) energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner dan memiliki energi tertentu yang sesuai.
- Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain. Energi dalam bentuk foton cahaya akan dilepaskan jika elektron berpindah ke lintasan yang lebih dalam, sedangkan Energi dalam bentuk foton cahaya akan diserapkan supaya elektron berpindah ke lintasan yang lebih luar. Energi dilepas atau diserap dalam paket sebesar hf sesuai dengan persamaan Planck.
E = hf
Dimana h adalah
konstanta Planck dan f adalah frekuensi cahaya atau foton yang dilepas
atau diserap.
- lintasan-lintasan
stasioner yang diijinkan untuk ditempati elektron memiliki momentum sudut
yang merupakan kelipatan bulat dari nilai
(nilai ini biasa ditulis juga sebagai ћ)
Teori Rutherford selanjutnya
diperbaiki oleh Niels Bohr, Pendekatan yang dilakukan Bohr adalah sifat
dualisme yang dapat bersifat sebagai partikel dan dapat bersifat sebagai
gelombang. Hal ini dibuktikan oleh Bohr dengan melihat spektrum dari atom
hidrogen yang dipanaskan. Spektrum yang dihasilkan sangat spesifik hanya cahaya
dari frekuensi tertentu. Spektrum yang dihasilkan merupakan gambaran bahwa
elektron mengelilingi inti, beberapa spektrum yang dihasilkan mengindikasikan
bahwa elektron mengelilingi inti dalam berbagai tingkat energi.
Hasil ini telah mengantarkan
Bohr untuk mengembangkan model atom
yang dinyatakan bahwa :
- Atom tersusun atas inti bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.
- Elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu dan stasioner (tetap), dengan tingkat energi tertentu.
- Eelektron pada orbit tertentu dapat berpindah lebih tinggi dengan menyerap energi. Sebaliknya, elektron dapat berpindah dari orbit yang lebih tinggi ke yang rendah dengan melepaskan energi.
- Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi terendah (disebut tingkat dasar = ground state).
Teori atom yang diajukan oleh
Bohr, hanya dapat menjelaskan hubungan antara energi dengan elektron untuk atom
hidrogen, namun belum memuaskan untuk atom yang lebih besar.
B.
Spektrum
Pancar
Sejak abad
ke-17, ketika Newton menunjukkan bahwa cahaya matahari terdiri atas berbagai
komponen warna yang dapat digabungkan kembali menjadi sinar putih, para ilmuwan
telah mempelajari sifat spektrum pancar (emission spectra), yang dapat
berupa spektrum kontinu maupun spektrum garis dari radiasi yang dipancarkan
oleh zat. Spektrum pancar zat dapat dihasilkan dengan cara memberikan energi
pada sampel materi baik dengan energi termal maupun dengan bentuk energi
lainnya (misalnya loncatan listrik tegangan tinggi bila zatnya berupa gas).
Sifat umum spektrum pancar dari matahari dan dari padatan yang dipanaskan
adalah bersifat kontinue; yakni, semua rentang panjang gelombang cahaya ada
dalam spektrum tersebut.
Disisi
lain, spektrum pancar atom dalam fasa gas, tidak menunjukkan spektrum panjang
gelombang kontinu yang merentang dari merah sampai violet; namun, atom-atom
hanya memancarkan cahaya pada panjang gelombang yang khas. Spektrum semacam ini
disebut spektrum garis sebab radiasinya dicirikan dengan penampakan garis-garis
terang dalam spektrumnya.
Setiap
unsur mempunyai spektrum pancar yang unik. Garis-garis khas dalam spektrum atom
dapat digunakan dalam analisis kimia untuk mengidentifikasi seseorang. Bila
garis-garis spektrum pancar dari unsur yang diketahui, maka identitas sampel
dengan cepat ditentukan. Walaupun manfaat prosedur ini telah diketahui sejak
lama, asal-usul garis-garis ini belum diketahui sampai awal tahun 1990-an.
C.
Spektrum
Pancar Atom Hidrogen
Pada tahun
1913, tidak lama setelah penemuan Planck dan Einstein, fisikawan Denmark Neils
Bohr memberikan penjelasan teoretis untuk spektrum pancar atom hidrogen. Cara
penyelesaian Bohr sangat rumit dan tidak dianggap benar dalam semua aspek
detailnya. Jadi kita hanya berkonsenterasi pada asumsi-asumsi yang penting dan
hasil akhirnya saja, yamg dapat menjelaskan garis-garis spektrum. Dalam atom
hidrogen, dipercaya bahwa gaya tarik elektrostatik antara proton (diibaratkan
matahari) yang positif dan elektron (diibaratkan planet) yang negatif menarik
elektron ke dalam dan gaya ini diimbangi secara tepat oleh percepatan yang
disebabkan oleh gerak melingkar elektronnya.
Model atom
Bohr menyertakan gagasan tentang gerakan elektron dalam orbit melingkar, namun
ia memasukkan syarat yang ketat. Tiap elektron dalam atom hidrogen hanya dapat
menempati orbit tertentu. Karena tiap orbit memiliki energi tertentu, energi
yang berkaitan dengan gerakan elektron pada orbit yang diizinkan harus
mempunyai nilai yang konstan, atau terkuantitas.
Pancaran
radiasi dari atom berenergi, dapat dihubungkan dengan jatuhnya elektron dari
orbit berenergi tinggi ke orbit yang berenergi rendah, dan memberikan satu
kuantum energi (foton) dalam bentuk cahaya. Dengan menggunakan argumen yang
didasarkan interaksi elektrostatik dan hukum Newton tentang gerak, Bohr
menunjukkan bahwa elektron dalam aom hidrogen dapat memiliki energi yang
diperoleh dari rumus
Keterangan : RH = 2,18 x 10-18 Joule
Model atom
Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan memasukkan konsep lintasan
atau orbit stasioner dimana elektron dapat berada di dalam lintasannya tanpa
membebaskan energi. Spektrum garis atomik juga merupakan efek lain dari model
atom Bohr. Spektrum garis adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom yang
dapat berpindah lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk foton
cahaya.
Dengan demikian, struktur atom berdasarkan model atom
Bohr adalah elektron dapat berada di dalam lintasan-lintasan stasioner dengan
energi tertentu. Lintasan elektron dapat juga dianggap sebagai tingkat energi
elektron.
Elektron yang berada di lintasan tertentu yang
stasioner dengan jari-jari tertentu dikatakan memiliki energi tertentu.
Elektron yang berada di lintasan ke-n berada pada jari-jari lintasan dan
energi sebagai berikut.
Dalam persamaan ini, energi E dinyatakan dalam
satuan elektron volt (eV). Teori atom Bohr dapat menjelaskan terjadinya
spektrum emisi dan absorbsi dari atom hidrogen, karena adanya transisi elektron
dari satu orbit ke orbit yang lain. Untuk atom hidrogen elektron paling stabil
bila berada pada n = 1 (pada keadaan dasar) dan jika n > 1, akan kurang stabil,
disebut keadaan tereksitasi, bila elektron kembali ke keadaan dasar akan
dipancarkan energi.
Saat proses pemancaran, elektron berpindah ke keadaan
yang berenergi lebih rendah yang ditandai dengan bilangan kuantum utama nf
(subskrip i dan f masing-masing menyatakan keadaan awal dan keadaan
akhir). Keadaan dengan energi lebih rendah ini dapat berupa keadaan tereksitasi
lain maupun keadaan dasar. Selisih antara energi awal dan energi akhir adalah :
△E = Ef - Ei
Dan
Jadi,
Karena
transisi ini menghasilkan pemancaran foton berfrekuensi v dan berenergi hv ,
maka dapat ditulis :
△E =
hv
Berdasarkan
teori atom Bohr adanya deret spektrum atom hidrogen dapat digambarkan sebagai
berikut :
Jika
sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam
tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas
berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam
bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu.
Kenyataan
bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan
erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomik dapat
digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom.
Spektrum
garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda.
Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang paling sederhana, deret panjang
gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematis. Seorang guru matematika Swiss bernama Balmer
menyatakan deret untuk gas hidrogen sebagai persamaan berikut ini. selanjutnya,
deret ini disebut deret Balmer.
Dimana panjang gelombang
dinyatakan dalam satuan nanometer (nm).
Beberapa orang yang lain
kemudian menemukan deret-deret yang lain selain deret Balmer sehingga dikenal
adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket, dan Pfund. Pola deret-deret ini
ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu persamaan. Persamaan ini disebut
deret spektrum hidrogen.
Dimana R adalah
konstanta Rydberg yang nilainya 1,097 × 107 m−1.
- Deret Lyman (m = 1)
dengan n = 2, 3, 4, ….
- Deret Balmer (m = 2)
dengan n = 3, 4, 5 ….
- Deret Paschen (m = 3)
dengan n = 4, 5, 6 ….
- Deret Bracket (m = 4)
dengan n = 5, 6, 7, ….
- Deret Pfund (m = 5)
dengan n = 6, 7, 8 ….
Dalam model atom Rutherford,
elektron berputar mengelilingi inti atom dalam lintasan atau orbit. Elektron
yang berputar dalam lintasan seolah-olah bergerak melingkar sehingga mengalami
percepatan dalam geraknya. Menurut teori elektromagnetik, elektron yang
mengalami percepatan akan memancarkan gelombang elektromagnetik secara kontinu.
Ini berarti elektron lama kelamaan akan kehabisan energi dan jatuh ke dalam
tarikan inti atom. Ini berarti elektron tidak stabil. Di pihak lain elektron
memancarkan energi secara kontinu dalam spektrum kontinu. Ini bertentangan
dengan kenyataan bahwa atom memancarkan spektrum garis.
Ketidakstabilan elektron dan
spektrum kontinu sebagai konsekuensi dari model atom Rutherford tidak sesuai
dengan fakta bahwa atom haruslah stabil dan memancarkan spektrum garis.
Diperlukan penjelasan lain yang dapat menjelaskan kestabilan atom dan spektrum
garis atom hidrogen.
materinya bagus sayangnya gambar tidak bisa terlihat. sangat membantu, terima kasih banyak.
BalasHapussesuai pelajaran di kelas saya tapi gambarnya gak bisa dilihat. sbelumnya terima kasih banyak utk penulis
BalasHapus